KOMUTASI
Komutasi adalah pembalikan arus dari coil yang sedang di
hubung singkat oleh carbon brush. Arus yang mengalir melalui carbon brush dan
armature winding sebuah mesin DC biasanya mengambil beberapa jalur pada
armature windings disaat arus itu masuk dari komutator ke carbon brush.
KOMUTATOR
Komutator adalah bagian vital dari motor dan generator
DC, karena itu perlu perhatian yang besar. Komutator dapat memberi tanda/sinyal
akan terjadinya kerusakan motor atau generator.
Komutator merupakan suatu konverter mekanik yang membuat arus dari sumber mengalir pada arah yang tetap walaupun belitan medan berputar. Komutator berpasangan dengan ‘cincin belah‘ (slip-rings) untuk menjalankan tugas tersebut. Pada gambar ilustrasi diatas, gambar lingkaran yang dibagi menjadi dua buah dan terhubung ke bagian belitan medan merupakan cincin belah. Bagian yang digambarkan berbentuk kotak menempel pada cincin belah tersebut yang dinamakan komutator.
Komutator ini termasuk
bagian suatu motor listrik yang secara aktual berfungsi mentransmisikan gaya
putar magnet yang dihasilkan oleh arus listrik.
Torsi yang terjadi pada komutator adalah (T=K.I.fluks magnet).
Torsi yang terjadi pada komutator adalah (T=K.I.fluks magnet).
Mesin
listrik disebut mesin DC (arus searah) karena mempunyai sistem komutasi pada
cara kerjanya dimana fungsi dari komutator ini adalah menyearahkan
arus-tegangan dari AC menjadi DC secara mekanis pada terminalnya untuk
generator DC. Sedangkan pada motor DC untuk menjalankannya memerlukan catu daya
DC yang dikonversi ke AC pada kumparan jangkarnya. Komutasi tersebut dilakukan
oleh salah satu komponen mesin DC yang disebut komutator. Adapun prinsip kerja
dari komutator dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dari gambar ditunjukkan saat-saat
komutator bergerak dari posisi di t0 sampai pada posisi t5. Pada saat t = t0 ,
segmen komutator tepat berimpit dengan carbon brush (sikat arang). Jika ada dua
jalan parallel dalam kumparan jangkar tersebut maka arus jangkar Ia yang
mengalir pada masing-masing jalan parallel adalah Ia/2
dengan arah seperti yang ditunjukkan
pada gambar. Dengan demikian arus yang mengalir pada kumparan A = Ia/2 dan
arahnya ke kanan. Jika arah putaran jangkar ke kanan seperti pada ganbar 3 dan
pada saat t = t1 , sikat terletak diantara dua komutator dengan perbandingan 1
: 3 maka distribusi arus pada masing-masing segmen komutator adalah Ia/4 pada
komutator sebelah kiri , dan 3Ia/4 pada komutator sebelah kanan. Dari hukum
Kirchoff untuk arus, kita dapatkan besar arus yang megalir pada kumparan A =
Ia/4 dengan arah masih tetap ke kanan.
Pada t = t2 posisi sikat tepat berada ditengah-tengah diantara dua segmen komutator, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kumparan A (pada kondisi ini kumparan A sama dengan berada di bidang netral). Pada t = t3 sikat berada antara dua segmen komutator dengan perbandingan letak 1 : 3. Disini arus yang mengalir pada kumparan A = Ia/4, dengan arah arus terbalik yaitu ke kiri. Akhirnya pada t = t4 sikat meninggalkan segmen komutator sebelah kiri.
Pada t = t2 posisi sikat tepat berada ditengah-tengah diantara dua segmen komutator, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kumparan A (pada kondisi ini kumparan A sama dengan berada di bidang netral). Pada t = t3 sikat berada antara dua segmen komutator dengan perbandingan letak 1 : 3. Disini arus yang mengalir pada kumparan A = Ia/4, dengan arah arus terbalik yaitu ke kiri. Akhirnya pada t = t4 sikat meninggalkan segmen komutator sebelah kiri.
Pada kumparan A mengalir arus sebesar Ia/2
yang arahnya ke kiri. Jika arus dalam kumparan A digambarkan sebagai
fungsiwaktu diperoleh hasil seperti terlihat pada gambar 4. Fungsi tersebut
merupakan fungsi linier komutasi yang dihasilkan jika rapat arus dalam sikat
seragam. Tapi karena adanya pengaruh induktans kumparan dan tahanan sikat untuk
arus yang cukup besar maka fiungsi tersebut tidak linier lagi melainkan berupa
garis lengkung.
Demikianlah dengan adanya arus yang berbalik
arah dalam kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet dihasilkan
tegangan induksi (ggl) dengan bentuk gelombang seperti pada gambar
FUNGSI KOMUTATOR
Ada
tiga fungsi komutator yaitu
1. Sebagai kontak geser antara carbon
brush yang fixed dengan armature yang berputar untuk mengambil atau memberi
arus listrik ke mesin elektrik
2. Bekerja sebagai saklar pembalik
(reversing switch). Pada waktu ujung akhir armature coil melewati posisi carbon
brush, komutator menswitchnya dari satu sirkit ke sirkit yang lain dimana
arusnya mengalir pada arah sebaliknya. Jadi semua coil mempunyai arus yang
mengalir melalui posisi-posisi itu dalam arah yang sama setiap saat.
3. Komutator juga menyalurkan tegangan
dari setiap armature coil dari dalam sirkit armature coil ke permukaan carbon
brush. Tegangan setiap batang coil saling menambah satu sama lain diantara
carbon brush-carbon brush. Hal ini akan menghasilkan tegangan operasi mesin
elektrik yang muncul dalam carbon brush-carbon brush.
Setelah
arus itu mengalir melalui windings, jalur-jalur itu bertemu lagi dan arus
mengalir melalui carbon brush keluar.
Pada
waktu sebuah coil bergerak dibawah carbon brush (Gambar 1), pada salah satu
sisi carbon brush arus mengalir dalam suatu arah, dan akan mengalir pada arah
yang berlawanan bila coil itu ada pada sisi lain.
Jadi
arus tersebut harus menjadi nol lebih dulu pada segmen komutator yang berada
dibawah carbon brush, sebelum berbalik arah pada coil berikutnya. Sebagai
catatan, carbon brush itu harus cukup lebar untuk menjembatani dua segmen
komutator berurutan dan meng hubung singkat armature coil untuk sesaat. Inilah
yang disebut komutasi.
Apa yang akan terjadi
bila pembalikan arus itu tidak terjadi pada saat yang tepat?. Coil akan keluar
dari bawah carbon brush dengan arus yang masih mengalir pada arah yang
terdahulu. Meeting point dengan arus pada jalur yang lain (disebut “neutral
point”), terjadi tidak dibawah carbon brush.
Perpindahan “neutral
point” ini akan membuat arus pada satu sisi dari carbon brush menjadi amat
padat (crowded). Kondisi ini akan membuat arus itu meloncat keluar sebagai
electic spark untuk mencapai titik balik berikutnya. Mesin elektrik besar
bekerja dengan variasi beban yang amat besar. Makin besar arus beban, makin
sulit untuk mendapatkan kondisi pembalikan arus saat coil bergerak dibawah
carbon brush. Untuk mempercepat terjadinya pembalikan arah arus coil
dan menjaga agar “neutral point” tetap berada dibawah carbon brush, pada mesin
besar dipasang inter pole atau commutating pole (Gambar 2).
Pole atau kutub ini
adalah kutub kecil yang dipasang diantara kutub utama. Polaritasnya sama dengan
polaritas pole berikutnya di arah putaran pada generator sedangkan untuk motor
sama dengan polaritas pole sebelum-nya (dipandang dari arah putaran
motor).Kerja dari
inter pole ini adalah untuk memperbaiki komu-tasi. Magnetisasi dari inter pole
membangkitkan tegangan pada armature coil pada saat coils ini bergerak pada
zone dibawah bidang kontak carbon brush.
Tegangan
ini akan mempercepat selesainya pembalikan arah arus dibawah carbon brush
sebelum coil meninggalkan bidang kontak carbon brush.
Inter pole dirancang
untuk memperbaiki komutasi sampai beban mencapai beban penuh, bahkan beban
lebih. Tetapi apabila terjadi over powering mendadak, magnetisasi pada pole ini
tidak dapat segera mengakomodasi perubahan mendadak ini. Perlu waktu beberapa
detik untuk menyesuaikan. Hal ini berarti tegangan yang timbul oleh inter pole
tidak cukup untuk mempercepat pembalikan arah arus dibawah carbon brush dan
masih akan nampak ada bunga api listrik. Pada suatu saat magnit di interpole
ini juga akan jenuh. Jadi ada keterbatasan juga dalam hal membantu memperbaiki
komutasi. Ini terjadi bila beban memang kelewat berat
EQUALIZER COIL
LAP WINDING
(PARALEL WINDING)
Salah satu cara memasang
coil pada slot armature, adalah cara yang disebut lap winding atau lilitan
gelung atau paralel winding. Banyaknya sirkit parallel (parallen path) pada
lilitan gelung sama banyak dengan banyaknya kutub mesin. Karena flux per pole tidak
pernah benar-benar sama untuk semua kutub, tegangan pada sirkit-sirkit parallel
(yang banyaknya sirkit tergantung pada banyaknya pole). tidak semuanya akan
sama besar.
Kondisi
ini akan membuat adanya arus sirkulasi, karena semua sirkit terhubung parallel.
Walau hanya ada beda tegangan yang kecil pada carbon brush, ia akan menyebabkan
terjadinya arus sirkulasi yang besar karena resistansi armature coil rendah
(Gambar 3). Bila arus sirkulasi ini dibiarkan melewati komutator ke carbon
brush dan terus ke brush holder yang tersambung ke bus rings, maka hal ini akan
membuat komutasi jadi jelek dan akan menimbulkan bunga api listrik pada
carbon brush.
Untuk
menghindari hal ini digunakanlah equalizer coil untuk menghubungkan segmen
komutator berpotensial sama (yaitu segmen pada interval dua kali jarak carbon
brursh). Periksa Gambar 3. Dengan demikian arus sirkulasi yang timbul akan
mengalir melalui equalizer coil, bukan melalui komutator ke carbon brush. Arus
sirkulasi ini menimbulkan magneto motvie force pada arah yang cenderung membawa
fluks beberapa pole menjadi sama besar. Dengan demikian arus sirkulasi neto
akan terkurangi menjadi amat kecil.
WAVE
WINDING (SERIES WINDING)
Cara
lain memasang coil pada slot armature adalah dengan mempergunakan coil wave
winding atau lilitan gelombang atau series winding. Pada winding type ini ada
dua jalur parallel pada armature, setiap jalur terdiri dari satu setengah kali
armature conductor yang terhubung seri satu sama lain. Tegangan pada setiap
separo sirkit parallel saling ditambahkan menjadi tegangan terminal mesin. Bila
mesin menggunakan winding type ini, tidak diperlukan equalizer winding.
KONSTRUKSI
Komutator
dibuat dari segmen-segmen tembaga dan plat-plat mika (Gambar 4). Segmen-segmen
tembaga sering disebut “segmen komutator” dan selanjutnya nama ini yang dipakai
dalam tulisan ini.
Plat-plat
mika isolator komutator, secara fisik terpisah dan secara elektrik menjadi
isolasi dari segmen komutator dan memberi-kan tekanan yang diperlukan bagi
stabilitas komutator. Plat-plat ini dipotong dibawah permukaan komutator
(undercut) untuk mencegah interferensi dengan adanya geseran dari carbon brush
ke permukaan komutator. Segmen komutator dipotong dan disusun untuk membentuk
se-buah silinder pada waktu dilakukan assembling. Setiap segmen komutator punya
riser pada satu sisi untuk membuat sambungan ke armature coil.
Segmen
komutator disusun sedemikian sehingga tetap duduk pada posisinya oleh sebuah
cap besi yang diikat dengan baut pada steelshell (Gambar 6) Mica cones dibuat
memiliki contour untuk menyesuaikan diri antara shell dan cap dan menjadikannya
isolasi segmen komutator terhadap ground (armature).
Pada
ujung insulator cone dipasang teflon creepage band yang dibuat mencuat keluar,
untuk melindungi mica dari kerusakan dan memberikan permukaan creepage yang
halus sehingga lebih mudah dibersihkan.
ARCH BOUND COMMUTATOR
Konstruksi
komutator yang disebut arch bound memberikan tekanan hanya pada permukaan
segmen komutator yang bersudut 30 derajad (Gambar 5).
Tekanan
ini disangga oleh arch pressure (tekanan busur) dari segmen-segmen yang saling
menekan satu sama lain secara melingkar penuh, sesuai namanya “arch bound”. Ada
clearance, biasanya sekitar 1/16 in, antara 3 – 6 derajad permukaan
segmen-segmen dengan mica cone, yang meliputi slope luar commutator cap.